Libertarianisme berkembang dari berbagai sumber filosofi dan pemikiran politik. Beberapa pengaruh utama dalam pengembangan libertarianisme meliputi:
1. Ilmu Ekonomi Klasik: Libertarianisme memiliki akar yang kuat dalam pemikiran ekonomi klasik, yang menekankan pada hak asasi individu atas properti dan kebebasan dalam membuat pilihan ekonomi. Pemikir seperti Adam Smith dan Ludwig von Mises memiliki pengaruh besar dalam pengembangan pandangan libertarianisme ini.
2. Individualisme: Libertarianisme juga didorong oleh tradisi individualisme dalam filosofi dan politik. Pemikir seperti John Locke dan Thomas Jefferson mempercayai bahwa individu harus memiliki kebebasan untuk membuat pilihan tanpa campur tangan pemerintah.
3. Libertarianisme Klasik: Libertarianisme klasik adalah sebuah corak dalam pemikiran politik yang berfokus pada hak asasi individu dan kebebasan individu. Pemikir seperti Lysander Spooner dan Murray Rothbard memiliki pengaruh besar dalam pengembangan Libertarianisme klasik dan pengaruh besar pada pengembangan libertarianisme modern.
4. Tradisi Politik Liberal: Libertarianisme juga memiliki akar dalam tradisi politik liberal, yang menekankan pada hak asasi individu dan kebebasan individu serta pemerintah yang berperan minimal.
5. Gerakan Anti-War dan Anti-Pajak: Dalam dekade tahun 1960-an dan 1970-an, gerakan anti-perang dan anti-pajak mempopulerkan pandangan libertarianisme. Banyak aktivis dan pemikir politik yang berpendapat bahwa pemerintah memiliki peran yang terlalu besar dalam hidup individu dan memfasilitasi perang dan pajak yang tinggi.
Secara bahasa konsep libertarianisme sering disamakan dengan liberalisme. Padahal sejatinya kedua pemahaman tersebut berbeda dalam banyak hal. Untuk memahaminya perlu penjelasan yang lebih rinci terkait kedua aliran politik tersebut.
Peran pemerintah: Liberalisme menekankan pada peran aktif pemerintah dalam memfasilitasi kebebasan individu dan memastikan hak asasi individu. Sedangkan libertarianisme menekankan pada peran minimal pemerintah dalam hidup individu dan memperjuangkan kebebasan dan hak asasi individu yang lebih besar.
Ekonomi: Liberalisme biasanya menganut pemikiran ekonomi intervensionis, yang menekankan pada peran pemerintah dalam memfasilitasi pembangunan ekonomi dan memastikan adanya kesetaraan ekonomi. Sedangkan libertarianisme menganut pemikiran ekonomi pasar bebas, yang menekankan pada hak individu untuk membuat pilihan ekonomi tanpa campur tangan pemerintah.
Hak Asasi Individu: Kedua aliran memperjuangkan hak asasi individu, namun mereka memiliki pandangan yang berbeda tentang bagaimana hak tersebut harus dilindungi. Liberalisme biasanya menekankan pada perlindungan hak asasi individu melalui peraturan dan regulasi yang diterapkan oleh pemerintah. Sedangkan libertarianisme menekankan pada perlindungan hak asasi individu melalui peran minimal pemerintah dan pembatasan pemerintah dalam hidup individu.
Sosial: Liberalisme biasanya menekankan pada perlindungan hak asasi individu dan kebebasan sosial, seperti hak untuk berkumpul dan berekspresi. Sedangkan libertarianisme menekankan pada hak asasi individu dan kebebasan ekonomi, seperti hak untuk memiliki dan mengelola properti.
Pendukung paham ini dikenal dengan Libertarians. Mereka juga percaya bahwa pemerintah harus membatasi diri untuk melindungi hak asasi individu dan melakukan tugas yang sangat terbatas, seperti melindungi hak individu atas kebebasan dan properti mereka, memelihara keamanan nasional, dan memelihara pengadilan yang adil dan independen. Mereka menentang regulasi pemerintah yang berlebihan dan pajak yang tinggi, yang dianggap membatasi kebebasan individu dan memfasilitasi pemerintah untuk memiliki lebih banyak kekuasaan atas individu
Dalam prakteknya, ini berarti bahwa mereka menentang regulasi pemerintah yang berlebihan dan pajak yang tinggi, serta mendukung hak asasi individu seperti hak untuk memiliki senjata, hak untuk memilih bagaimana hidup mereka ditempuh, dan hak untuk membuat pilihan medis dan ekonomi tanpa campur tangan pemerintah.
Namun, beberapa ahli memperingatkan bahwa pendekatan libertarianisme yang terlalu berlebihan dapat mengakibatkan perlindungan yang kurang baik bagi kelompok yang lemah dan kurang mampu, dan juga dapat memicu pengabaian terhadap masalah sosial seperti lingkungan, kesejahteraan sosial, dan keselamatan kerja, yang membutuhkan intervensi pemerintah untuk memastikan bahwa pengusaha dan industri bertanggung jawab untuk lingkungan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Tanpa tindakan pemerintah, masalah sosial seperti pencemaran lingkungan, diskriminasi, dan ketidakadilan ekonomi dapat berlangsung tanpa henti.
Pendapat itu ditentang karena mereka percaya bahwa pasar bebas dan mekanisme pasar akan memberikan solusi untuk masalah sosial seperti lingkungan dan kesejahteraan sosial. Mereka percaya bahwa perlindungan lingkungan dan kesejahteraan sosial dapat dicapai melalui mekanisme pasar tanpa perlu campur tangan pemerintah.
Misalnya, perusahaan akan memperhitungkan kebutuhan lingkungan dan kesejahteraan sosial dalam keputusan bisnis mereka karena tekanan konsumen, tekanan investor, dan kebutuhan untuk mempertahankan reputasi mereka.
Namun, pendapat ini tidak diterima oleh semua pengikut libertarianisme dan merupakan subjek diskusi dan kontroversial dalam filosofi politik ini. Beberapa orang percaya bahwa pasar bebas tidak dapat mengatasi masalah sosial seperti lingkungan dan kesejahteraan sosial secara efektif dan membutuhkan campur tangan pemerintah untuk memastikan bahwa hak dan kesejahteraan masyarakat dipertahankan
Oleh karena itu, penting bagi pendekatan libertarianisme untuk diterapkan dengan proporsional dan berwawasan sosial untuk memastikan perlindungan dan kesejahteraan bagi semua orang.
Studi terbaru dalam libertarianisme memfokuskan pada berbagai hal, termasuk untuk menjawab kritikan dari berbagai pihak, diantara nya adalah:
Analisis Ekonomi: Beberapa studi terbaru mempelajari bagaimana pasar bebas dan mekanisme pasar dapat digunakan untuk mengatasi masalah sosial dan lingkungan, dan bagaimana campur tangan pemerintah dapat mempengaruhi efisiensi dan hasil pasar.
Konsep Hak Asasi Manusia: Studi terbaru juga membahas tentang bagaimana konsep hak asasi manusia dan perlindungan kebebasan individual dapat diterapkan secara proporsional dan berwawasan sosial.
Konsep Perlindungan Sosial: Beberapa studi juga membahas tentang bagaimana sistem perlindungan sosial dan bantuan pemerintah dapat diterapkan secara efektif dan adil, tanpa mengorbankan hak asasi manusia dan kebebasan individual.
Kritik Libertarianisme: Studi terbaru juga membahas kritik terhadap libertarianisme, seperti masalah lingkungan, kesejahteraan sosial, dan diskriminasi, dan bagaimana filosofi ini dapat dikembangkan untuk mengatasi masalah ini.
Studi terbaru dalam libertarianisme membantu memperluas dan memperkaya pemahaman kita tentang filosofi ini dan bagaimana dapat diterapkan secara efektif dan berwawasan sosial dalam masyarakat kontemporer.
Secara umum, libertarianisme merupakan pandangan yang kuat terhadap kebebasan individu dan mempertimbangkan hak-hak ini sebagai prioritas utama dalam kebijakan publik.
Dampak sistem libertarianisme jika diterapkan di seluruh dunia sangat tergantung pada bagaimana filosofi ini dipahami dan diterapkan. Namun, beberapa potensi dampak negatif dan positif yang dapat terjadi antara lain:
Kekayaan dan Inequality: Sistem libertarianisme mempromosikan pasar bebas dan pengurangan campur tangan pemerintah, yang dapat memicu pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kekayaan bagi individu dan perusahaan. Namun, ini juga dapat meningkatkan ketidaksetaraan ekonomi dan sosial karena individu dengan sumber daya lebih dan akses ke pasar lebih baik akan memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Perlindungan Lingkungan: Sistem libertarianisme menekankan hak individu atas properti mereka dan pengurangan campur tangan pemerintah, yang dapat memicu inovasi dan peningkatan efisiensi. Namun, ini juga dapat memicu pengabaian masalah lingkungan dan pencemaran karena perusahaan dapat memprioritaskan keuntungan mereka sendiri daripada memikirkan dampak lingkungan.
Perlindungan Sosial: Sistem libertarianisme menekankan hak asasi manusia dan kebebasan individual, namun juga mengurangi peran pemerintah dalam menyediakan perlindungan sosial dan bantuan bagi masyarakat. Ini dapat meningkatkan kemandirian dan inisiatif individu, namun juga dapat memicu peningkatan kesulitan bagi kelompok masyarakat yang lemah dan kurang mampu.
Kemandirian dan Inisiatif Individu: Sistem libertarianisme mempromosikan hak asasi manusia dan kebebasan individual, yang dapat meningkatkan kemandirian dan inisiatif individu. Namun, ini juga dapat memicu peningkatan individualisme dan mengurangi rasa solidaritas dan kerjasama sosial.
Secara keseluruhan, dampak sistem libertarianisme tergantung pada bagaimana filosofi ini dipahami dan diterapkan. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan dampak potensial dari sistem ini sebelum diterapkan secara luas dan untuk memastikan bahwa hak asasi manusia dan kesejahteraan sosial tetap dipertahankan.